Jadwal Penerbangan Bandara Adisucipto Jogja.

Yogyakarta (JOG)-Jakarta (CGK)
06.00-07.05 Garuda Indonesia GA-201
06.10-07.10 Mandala Airlines RI-343
06.15-07.15 Batavia Air 7P-322
07.00-08.00 Lion Air JT-561
07.35-08.40 Garuda Indonesia GA-203
07.50-08.50 Lion Air JT-563
09.20-10.25 Garuda Indonesia GA-205
09.25-10.25 Lion Air JT-553
09.45-10.50 Sriwijaya Air SJ-231
10.55-12.00 Garuda Indonesia GA-207
11.40-12.40 Lion Air JT-559
12.40-13.45 Garuda Indonesia GA-209
12.45-13.45 Indonesia Air Asia QZ-7341
14.15-15.20 Garuda Indonesia GA-211
14.50-15.50 Lion Air JT-557
16.00-17.05 Garuda Indonesia GA-213
16.05-17.05 Mandala Airlines RI-345
16.30-17.30 Indonesia Air Asia QZ-7345
16.35-17.35 Lion Air JT-551
17.30-18.30 Batavia Air 7P-326
17.35-18.40 Garuda Indonesia GA-215
18.45-19.45 Lion Air JT-555
19.20-20.25 Garuda Indonesia GA-217

Jakarta (CGK)-Yogyakarta (JOG)
06.00-07.00 Garuda Indonesia GA-202
06.00-07.00 Indonesia Air Asia QZ-7340
06.15-07.15 Lion Air JT-562
07.45-08.45 Lion Air JT-552
07.45-08.45 Garuda Indonesia GA-204
09.20-10.20 Garuda Indonesia GA-206
10.10-11.10 Lion Air JT-558
10.55-11.55 Mandala Airlines RI-350
11.05-12.05 Garuda Indonesia GA-208
12.40-13.40 Garuda Indonesia GA-210
13.15-14.20 Sriwijaya Air SJ-230
13.25-14.25 Lion Air JT-556
14.25-15.25 Garuda Indonesia GA-212
14.30-15.30 Batavia Air 7P-325
15.00-16.00 Lion Air JT-550
15.05-16.05 Indonesia Air Asia QZ-7344
16.00-17.00 Garuda Indonesia GA-214
17.00-18.00 Lion Air JT-554
17.45-18.45 Garuda Indonesia GA-216
18.00-19.00 Batavia Air 7P-321
19.00-20.00 Lion Air JT-568
19.20-20.20 Garuda Indonesia GA-218
19.30-20.30 Mandala Airlines RI-342
 
Yogyakarta (JOG)-Denpasar (DPS)
12.45-15.00 Garuda Indonesia GA-252
19.55-22.10 Garuda Indonesia GA-254
20.00-22.10 Mandala Airlines RI-579
20.30-22.40 Lion Air JT-568

Denpasar (DPS)-Yogyakarta (JOG)
06.10-06.20 Lion Air JT-561
06.50-07.00 Mandala Airlines RI-570
11.55-12.10 Garuda Indonesia GA-253
19.05-19.20 Garuda Indonesia GA-255

Yogyakarta (JOG)-Surabaya (SUB)
06.00-06.50 Lion Air JT-560
14.55-15.55 Wings Air IW-1812
16.50-17.40 Batavia Air 7P-231

Surabaya (SUB)-Yogyakarta (JOG)
07.35-08.25 Batavia Air 7P-232
10.40-11.40 Wings Air IW-1811
19.00-19.50 Lion Air JT-569

Yogyakarta (JOG)-Balikpapan (BPN)
07.40-10.15 Mandala Airlines RI-340
11.55-14.30 Mandala Airlines RI-348
14.50-17.25 Sriwijaya Air SJ-230
16.05-18.45 Batavia Air 7P-323

Balikpapan (BPN)-Yogyakarta (JOG)
07.15-07.55 Batavia Air 7P-324
08.40-09.15 Sriwijaya Air SJ-231
10.45-11.20 Mandala Airlines RI-341
15.00-15.35 Mandala Airlines RI-345

Yogyakarta (JOG)-Banjarmasin (BDJ)
12.45-15.00 Mandala Airlines RI-350

Banjarmasin (BDJ)-Yogyakarta (JOG)
18.10-18.25 Mandala Airlines RI-353

Yogyakarta (JOG)-Batam (BTH)
08.30-10.30 Batavia Air 7P-567

Batam (BTH)-Yogyakarta (JOG)
14.50-16.50 Batavia Air 7P-568

Yogyakarta (JOG)-Medan (MES) via Batam (BTH)
08.30-12.20 Batavia Air 7P-567

Medan (MES)-Yogyakarta (JOG) via Batam (BTH)
13.00-16.50 Batavia Air 7P-568

Yogyakarta (JOG)-Pontianak (PNK)
09.00-10.30 Batavia Air 7P-232

Pontianak (PNK)-Yogyakarta (JOG)
14.45-16.15 Batavia Air 7P-231

Yogyakarta (JOG)-Makasar (UPG)
06.10-08.50 Merpati Nusantara Airlines MZ-0708

Makasar (UPG)-Yogyakarta (JOG)
18.30-19.10 Merpati Nusantara Airlines MZ-0709

Yogyakarta (JOG)-Bandung (BDO)
12.05-13.05 Wings Air IW-1811

Bandung (BDO)-Yogyakarta (JOG)
13.30-14.30 Wings Air IW-1812

Yogyakarta (JOG)-Kuala Lumpur (KUL)
08.55-12.20 Air Asia AK-595 LCCT
11.40-15.10 Malaysia Airlines MH-856 (Sunday, Tuesday, Friday) KLIA

Kuala Lumpur (KUL)-Yogyakarta (JOG)
07.00-08.30 Air Asia AK-594
09.20-10.55 Malaysia Airlines MH-857 (Sunday, Tuesday, Friday)

Yogyakarta (JOG)-Singapore (SIN)
07.30-10.40 Indonesia Air Asia QZ-7138

Singapore (SIN)-Yogyakarta (JOG)
11.10-12.20 Indonesia Air Asia QZ-7139

Candi Borobudur.

Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad ke-9

Obyek Wisata terkenal di Jawa Tengah adalah Candi Borobudur. Candi Budha terbesar di dunia ini terletak hanya 42 KM barat laut Kota Jogjakarta atau 1 jam perjalanan dg mobil dari Kota Jogjakarta. Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.

Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.

Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).

Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. Anda dapat mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.

Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.

Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.