Jadwal Kereta Api.



Nama
Kereta
Dari Tujuan Jam*
WIB
KA Argo Lawu Solo Jakarta 08.49
KA Argo Lawu Jakarta Solo 03.10
KA Argo Dwipangga Solo Jakarta 20.49
KA Argo Dwipangga Jakarta Solo 15.10
KA Taksaka Pagi Yogyakarta Jakarta 10.00
KA Prameks XXVIII Kutoarjo Yogyakarta 18.40
KA Taksaka Pagi Jakarta Yogyakarta 16.21
KA Prameks XXVI Kutoarjo Yogyakarta 09.59
KA Prameks XXVII Kutoarjo Yogyakarta 15.55
KA Prameks I Solo Yogyakarta 06.45
KA Taksaka Malam Yogyakarta Jakarta 20.00
KA Prameks XXII Yogyakarta Kutoarjo 06.50
KA Prameks XXIII Yogyakarta Kutoarjo 13.47
KA Prameks XXIV Yogyakarta Kutoarjo 15.50
KA Prameks XXV Kutoarjo Yogyakarta 06.49
KA Taksaka Malam Jakarta Yogyakarta 04.42
KA Prameks XXI Yogyakarta Kutoarjo 04.45
KA Prameks II Yogyakarta Solo 05.45
KA Fajar Utama Yogya Yogyakarta Jakarta 08.00
KA Senja Utama Yogya Yogyakarta Jakarta 18.15
KA Senja Utama Solo Solo Jakarta 18.53
KA Jayabaya Selatan Surabaya Jakarta 20.24
KA Bima Surabaya Jakarta 22.04
KA Gajayana Malang Jakarta 22.24
KA Argo Wilis Surabaya Bandung 13.31
KA Lodaya Malam Solo Bandung 21.23
KA Mutiara Selatan Surabaya Bandung 21.35
KA Turangga Surabaya Bandung 22.59
KA Sancaka Pagi Yogyakarta Surabaya 07.30
KA Argo Wilis Bandung Surabaya 13.55
KA Sancaka Sore Yogyakarta Surabaya 16.00
KA Jayabaya Selatan Jakarta Surabaya 23.16
KA Gajayana Jakarta Malang 01.14
KA Mutiara Selatan Bandung Surabaya 00.46
KA Bima Jakarta Surabaya 00.59
KA Turangga Bandung Surabaya 02.05
KA Senja Utama Solo Jakarta Solo 04.12
KA Senja Utama Solo Yogyakarta Solo 04.17
KA Lodaya Bandung Solo 15.19
KA Lodaya Yogyakarta Solo 15.24
KA Prameks III Solo Yogyakarta 07.55
KA Prameks IV Yogyakarta Solo 06.55
KA Prameks V Solo Yogyakarta 09.45
KA Prameks VI Yogyakarta Solo 08.30
KA Prameks VII Solo Yogyakarta 11.00
KA Senja Utama Yogya Jakarta Yogyakarta 04.46
KA Sancaka Pagi Surabaya Yogyakarta 13.05
KA Fajar Utama Yogya Jakarta Yogyakarta 14.00
KA Sancaka Sore Surabaya Yogyakarta 21.11
KA Prameks VIII Yogyakarta Solo 10.05
KA Prameks IX Solo Yogyakarta 13.03
KA Prameks X Yogyakarta Solo 11.15
KA Prameks XI Solo Yogyakarta 13.45
KA Prameks XII Yogyakarta Solo 13.15
KA Logawa Jember Purwokerto 15.21
KA Progo Yogyakarta Jakarta 17.00
KA Bengawan Solo Jakarta 18.22
KA Gaya Baru Malam Surabaya Jakarta 20.06
KA Pasundan Surabaya Bandung 12.15
KA Kahuripan Kediri Bandung 22.08
KA Kahuripan Bandung Kediri 03.35
KA Sri Tanjung Yogyakarta Banyuwangi 08.00
KA Logawa Purwokerto Jember 09.22
KA Pasundan Bandung Surabaya 14.24
KA Gaya Baru Malam Jakarta Surabaya 21.44
KA Progo Jakarta Yogyakarta 06.20
KA Bengawan Jakarta Solo 05.30
KA Sri Tanjung Banyuwangi Yogyakarta 19.57
KA Prameks XIII Solo Yogyakarta 15.45
KA Prameks XIV Yogyakarta Solo 14.30
KA Lodaya Pagi Solo Bandung 09.23
KA Prameks XV Solo Yogyakarta 17.15
KA Prameks XVI Yogyakarta Solo 16.05
KA Prameks XVII Solo Yogyakarta 18.41
KA Prameks XVIII Yogyakarta Solo 17.30
KA Prameks XIX Solo Yogyakarta 19.45
KA Prameks XX Yogyakarta Solo 18.45
*. Jam keberangkatan/kedatangan di Jogja

Candi Borobudur.

Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad ke-9

Obyek Wisata terkenal di Jawa Tengah adalah Candi Borobudur. Candi Budha terbesar di dunia ini terletak hanya 42 KM barat laut Kota Jogjakarta atau 1 jam perjalanan dg mobil dari Kota Jogjakarta. Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.

Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.

Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).

Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. Anda dapat mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.

Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.

Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.